NGULIAH
Orang-orang bilang padaku, bahwa kamu akan merindukan masa-masa itu kembali. Nanti. Ketika suatu waktu yang lama telah berlalu.
Orang-orang mengatakan padaku, aku harus melakukan apa yang ingin hati lakukan. Lakukan semaumu.
Orang-orang itu juga mengatakan padaku, meski berat, seharusnya bisa kau nikmati.
Rehat sejenak adalah cara yang tepat untukmu mengatasi masalahmu.
Aku tetap tak paham. Sama sepertimu di usiaku. Usia 20-an. Usia masamu untuk terus tumbuh. Usiamu dalam mengapai cita dan berjuang.
Kamu akan tetap gak ngerti. Apakah kamu bahagia tetang kuliahmu. Tentang apa yang sedang kamu jalani. Tentang impianmu dan keinginan orangtuamu yang ingin kamu wujudkan meski tak membuatmu bahagia?
Aku berada pada titik terjenuh dari seluruh apa yang selama ini aku jalani. Soal kuliah. Soal apa yang aku inginkan dimasa depan. Soal capaian-capaian yang ada. Soal bahagiaku melakukan semuanya.
Titik terjenuh di dunia kuliah berawal dari caramu berfikir tentang membolos.
Dan semester 5 adalah semester yang selalu ku khawatirkan tentang absen.
Hey. Aku udah coba kok untuk piknik ke banyak tempat. Menikmati waktuku dengan sahabat-sahabat terbaikku, Jangan bilang aku mungkin kurang piknik, atau aku mungkin kurang refreshing. Gak. Sungguh deh.
Bukan itu. Masalahnya adalah ketika dulu kamu mengerjakan tugas yang banyak pada waktu luangmu di jeda kuliah, berburu wifi di kantin, berebut mencari buku di perpustakaan kampus, makan di tengah panas dan antrian panjang depan kampus, atau hanya duduk untuk menunggu jadwal selanjutnya di sebuah koridor fakultas. Dulu rasanya menyenangkan. Dulu rasanya menantang. Dulu.
Sekarang, hanya untuk bangkit dari kasur? Hanya berfikir bahwa kamu punya jadwal pada jam 08.40 wib. Hanya berfikir kamu belum mengerjakan tugas.
Helloh.
Memang akan ada rasanya kamu bosan. Masa-masa kamu ingin menyerah dan berhenti sejenak pada apa yang sedang kamu perjuangkan. Masa yang paling berat. Masa yang membuatmu menguras banyak tenaga.
Tapi, bagiku, memilih berhenti bukanlah cara yang bagus.
Memilih tetap berjuang bukan pula sebuah pilihan yang bijak. Aku butuh jeda, tanpa harus menyerah.
Begitulah.
Menurutmu, ketika kamu berada pada titik jenuh, apa yang bisa membuatnya menjadi alasanmu tetap bertahan?
Semoga kamu tetap memilih untuk tak mundur. Tak berhenti dan tak menyerah. Ingat, kita sudah sejauh ini untuk mundur, guys.
Semangatlah. Masa yang cerah akan ada dijalanmu kembali. Tersenyum adalah caraku untuk menyambut titik terjenuh kuliah, kali ini.
Salam Hangat, dariku, Annidake.
-Yang tengah berjuang untuk terus maju.
Semarang, 24 Desember 2016
Comments
Post a Comment